Aku terbangun dari tidur lelap ku, meregangkan otot – otot ku sambil menguap pelan. Kulirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul 4.15 pagi. Aku berjalan menuju dapur, mencari – cari jika ada makanan yang bisa kusantap. Oh, lauk yang terakhir disajikan masih ada di tempat semula ketika terakhir aku memakannya. Kuhabiskan.
Berdiri mematung di depan jendela, aku memperhatikan ruas jalan sekitar yang masih terlihat sunyi, hanya beberapa orang terlihat membersihkan salju yang menumpuk di depan rumah dan di mobil – mobil mereka. dingin.
Kau berjalan menghampiriku dan menyapaku, sambil menyentuh dahiku, kau menanyakan kabarku di hari ini.
“aku baik-baik saja.”
Ucapku dalam hati.
Kau hanya tersenyum.
==
Sekitar pukul 7.15 kau melambaikan tangan ketika hendak menuju pintu keluar, seperti biasa, hari-hari sibuk mu kembali dimulai. Kau berjalan menuju pagar, dan tidak pernah menoleh lagi. Aku hanya berdiri tegak menatap sosokmu dari balik jendela.
“kuharap kau tidak kedinginan.”
Ucapku dalam hati.
Aku kesepian.
Aku berjalan lagi, menuju tempat tidur yang biasa kau tiduri, aku bersembunyi dibalik selimutmu. Hangat.
aku merindukan pelukanmu.
Sudah sekian lama sejak terakhir kali kau memelukku yang melingkar kedinginan di dalam selimut di sofa. Aku gemetar, kau menghampiriku, kau belai lembut kepalaku, lalu kau peluk erat diriku.
“sudah lebih baik?”
Dan aku pun terlelap.
Kau pulang kerumah, tepat pukul 10.30 malam. Sangat terlambat dari biasanya. Dan lagi-lagi kau lupa menyapaku. Akupun menghampirimu, dan kau baru menyadari kehadiranku.
“maaf aku terlambat pulang, aku habis membeli sesuatu yang spesial hari ini.”
Ucapmu tersenyum.
Aku hanya diam.
Kau menatapku.
“aku lelah, kau sudah makan?”
Tanya mu pelan.
Aku lapar.
Dan aku pun berjalan menuju dapur, meraih piring yang biasa ku gunakan untuk makan.
Kau mengikuti di belakangku, baru kau ambilkan makanan untukku, kau suapi aku.
Terima kasih.
==
Hari ini hari sabtu, namun kau bangun lebih awal, aku masih memperhatikan dirimu yang sedang sibuk merapikan perabotan dan dilanjutkan dengan memasak. Sekarang masih pukul 10.38 pagi, namun kau sudah sesibuk ini. Terlalu sibuk, hingga lupa dengan aku.
Ada apa di hari sabtu?
Tanyaku dalam hati.
Hey, setidaknya bisakah kau sapa aku?
Pintaku pelan. Namun kau tidak peka.
Jam menunjukkan pukul 11.52, bel berbunyi, kau bergegas berjalan menuju pintu dan dengan sangat sopan menyambut seorang wanita untuk masuk ke dalam rumah, rumah kita.
Siapa dia?
Kau mempersilahkan dia duduk di sofa lembut yang biasa kutempati.
Sambil memberinya minuman hangat dan kau ajak dia berbincang-bincang.
Sesekali kau melirik jam di tangan kirimu, dan kembali memandang dia, tersenyum.
Hey, senyummu itu hanya milikku.
Aku diam.
Jam menunjukkan pukul 6.20, kau mengajak dia menuju ruang makan.
Kau sajikan masakan buatanmu yang sudah kau buat siang tadi.
Kalian makan berdua, tanpa menyadari kehadiranku.
“aku disini..”
Bisakah kau lihat aku?
Bolehkah aku bergabung dan menyantap makan malam bersama kalian?
Aku lapar.
“hey, aku disini..”
Tidak kusangka kau bisa melupakan ku begitu mudahnya.
Aku merindukan masa-masa dulu, dimana pertama kali aku bertemu dengan dirimu, aku suka saat kau membelai lembut kepalaku, aku merasa nyaman.
Kau suka mengecup dahiku, setiap kau hendak berangkat kerja, dan ketika kau pulang kerumah, kau tidak pernah sekalipun lupa untuk mengecup dan membelai kepalaku.
Kau juga tidak pernah lupa untuk membelikanku makanan.
Aku merindukan kecupan lembut mu.
Lamunan ku buyar ketika aku melihat dirimu mengeluarkan sebuah kotak kecil cantik berwarna maroon dari saku, tatapanmu berubah menjadi lebih tajam, nafasmu berat, kau berkeringat di udara sedingin ini, kau gugup.
Kalian berdua saling terdiam selama beberapa detik.
Aku tetap memperhatikan. Hatiku sakit.
Kupikir hanya aku gadis-mu satu-satunya, namun ternyata masih ada seorang gadis lagi yang jauh lebih penting dibanding aku.
Tidak, kami berdua tidak bisa dibandingkan.
Dia manusia, aku hanya seekor kucing biasa.